1.Memeluk pasangan Quote:
|
| 2.Makan Cokelat Quote:
|
| 3.Dengarkan Musik Quote:
|
| 4.Tertawa Quote:
|
| 5.Brisk walking dengan anjing peliharaan (bagi yang punya anjing) Quote:
|
6.Mengambil Nafas Dalam Quote:
|
7.Makan Sebuah Apel Quote:
|
8.Senyum Quote:
|
| 9.Mulai Hari Dengan Bunga Quote:
|
1. Surfing di Hawaii, Amerika Serikat |
Di Hawai Anda dapat belajar surfing secara khusus. Banyak sekolah surfing dan instruktur yang sabar akan mengajarkan Anda bagaimana membaca laut dan menaklukkannya saat memulai surfing. Untuk pemula biasanya, belajar surfing dilakukan di pantai Waikiki dan Point Puena. Antara sesi kursus, Anda dapat menikmati berbagai tempat wisata dan hiburan disana. Untuk dua jam pelajaran surfing, biayanya US $ 99 dan dijalankan dua kali sehari dari Senin sampai Sabtu. |
2. Memasak di Hoi An, Vietnam |
Di tepi Sungai Hoi An, Restoran Jembatan Merah dan Sekolah Memasak adalah salah satu dari banyak restoran yang menawarkan program kursus masak kilat bagi wisatawan. Cukup waktu satu hari, Anda akan dipandu untuk kursus masak, mulai dari belanja ke pasar lokal, memilih bahan-bahan, kemudian kembali ke restoran untuk mendemonstrasikan kemampuan Anda. Kelas biasanya berlangsung sekitar tiga jam, termasuk empat piring hasil masakan Anda dengan biaya sekitar US $ 40 per orang. Ambil kamera sehingga Anda dapat mengingat setiap hidangan yang Anda hasilkan. |
3. Penelitian arkeologi perjalanan di Crow Canyon, Amerika Serikat |
Pusat Arkeologi Gagak Canyon di Amerika Serikat setiap tahun menawarkan kesempatan bagi wisatawan untuk menjadi arkeologi amatir. Disana Anda akan mempelajari situs leluhur Mesa Verde lebih dari 1000 tahun yang lalu. Perjalanan arkeologi Anda akan berlangsung tujuh sampai 10 hari, memungkinkan pengunjung untuk mengeksplorasi tentang penghuni asli, dengan mempelajari interaksi cahaya, lanskap dan arsitektur, atau berpartisipasi dalam menggali. Untuk lebih tahu tentang perjalanan arkeologi amatir ini, Anda bisa klik di www.crowcanyon.org. |
4. Yoga di Rishikesh, India |
Yoga tidak hanya menciptakan relaksasi melalui meditasi, namun penelitian yang dilakukan oleh University of Texas telah mengungkapkan hal itu dapat membantu meringankan efek samping negatif dari pengobatan kanker. Di Rishikesh, India, di kaki bukit Himalaya yang tenang, ada undangan khusus bagi wisatawan untuk berlatih peregangan, pernapasan dan kontemplasi bersama master yoga berkualitas. Program studi disesuaikan dengan tingkat Anda. Waktunya beberapa minggu sampai tiga bulan. Mau lebih tahu klik di www.yogashramrishikesh.com. |
5. Spanyol di Patagonia, Argentina |
Kota kecil Bariloche, dikelilingi oleh danau glasial, hutan, lembah dan pegunungan Andes, yang sangat menginspirasi Anda untuk belajar lebih banyak soal Spanyol. Di Bariloche ada sekolah bahasa singkat yang bisa Anda ikuti untuk memperdalam bahasa Spanyol Anda. Pilih program dari satu minggu sampai enam minggu. |
6. Kaligrafi di Kyoto, Jepang |
Di Jepang, Anda bisa mendapatkan kursus menulis kaligrafi yang dijalankan oleh Asosiasi Perempuan Kyoto. Kaligrafi ditulis dalam bahas Jepang, maka memiliki tingkat kesulitan tersendiri, sehingga perlu ketelatenan mempelajarinya. Jepang sendiri juga menawarkan kursus penulisan kaligrafi yang berada di Kyoto. |
7. Bersepeda di gunung Marin County, Amerika Serikat |
Gunung Marin County terletak di sebelah utara San Francisco menyeberangi Jembatan Golden Gate. Di sini arenanya mulus dikelilingi rumput hijau. Sepanjang musim panas tempat ini ramai. Selama itu, jumlah pemandu tur untuk menjelajahi Gunung Marin County tidak terhitung jumlahnya, Disini Anda bisa menyewa sepeda dan transportasi dari awal jalur sampai selesai, yang luasnya lebih dari 2.550 hektar kebun dan hutan kayu merah ek. Untuk peta jalan, disesuaikan tur dan penyewaan sepeda. Informasi lengkapnya, kunjungi www.mountainbikingmarin. |
8. Kung fu di Kuil Shaolin, Cina |
Setiap tahun orang asing dapat mengajukan permohonan untuk berlatih Kung fu di Kuil Shaolin yang berada di tengah pegunungan Song Shan yang indah di provinsi Henan China. Latihan dimulai dengan disiplin tinggi, dimulai pada pukul 07:30 (mahasiswa Cina dimulai pada 5:00) dan berlangsung sampai setidaknya 08:00. Untuk inspirasi, silahkan lihat pelatih mempersiapkan diri untuk pertunjukkan wisata harian. Mereka memecahkan kaca dengan kepala mereka. Bagi pemula ditawarkan latihan 10 hingga 30 hari dengan biaya sekitar US $ 2000. |
9. Bush-survival skills in Esingeni, South Africa |
Jika Anda dapat bertahan kursus satu minggu hidup di padang gurun murni Afrika Selatan, maka kemungkinan Anda akan merasa menjadi manusia yang lebih baik dari sebelumnya. Di perkemahan Bush Esingeni, peserta belajar bagaimana untuk membangun tempat penampungan, membuat api, menemukan dan menyiapkan makanan, dan ekstrak air dari tanaman. Anda juga akan diajarkan bagaimana untuk membaca navigasi dengan menggunakan bintang-bintang saat Anda melintasi pedesaan, dengan pemandangan asing, suara, dan bau hewan. Info lebih lanjut di www.conservationacademy.co.za. |
10. Stove building in Cadmalca, Peru |
Pada Cadmalca Komunitas Lodge di daerah terpencil dataran tinggi Peru bagian utara, sebuah ecoproject sederhana namun berpotensi menyelamatkan nyawa memungkinkan wisatawan untuk melakukan sesuatu yang menantang dan bermanfaat. Di sini pengunjung akan diajarkan bagaimana mendapatkan sumber api di tempat ketinggian, tempat terbuka. Tur berlangsung selama tujuh hari dan berangkat dari Lima. Biaya tur sekitar US $ 1600. |
Bermain adalah salah satu keuntungan menjadi kanak-kanak. Tapi di era di mana orang tua makin khawatir dengan masa depan dan pendidikan anak-anaknya, waktu bermain anak-anak berkurang drastis dibandingkan beberapa puluh tahun lalu. |
| Kecenderungan ini memiliki berdampak serius bagi perkembangan anak-anak dan kesehatan mentalnya. "Di tahun 1950-an, anak-anak bebas bermain. Jika anak-anak hanya tinggal di rumah saja, Ibunya akan mengatakan 'pergilah keluar dan bermain'. Tempat alami untuk anak-anak adalah berada di luar," kata Peter Gray, profesor penelitian psikologi di Boston College seperti dikutip dari Healthday, Jumat (23/9/2011). "Saat ini yang terjadi justru sebaliknya, orang tua tidak mengizinkan anak-anak untuk bebas bermain. Bahkan jika anak-anak tetap melakukannya, tidak ada anak-anak lain di luar sana untuk diajak bermain. Atau ibu mungkin membatasi anak, seperti 'tidak boleh keluar dari halaman'. Padahal, anak-anak ingin bermain ke luar," lanjut Gray. |
Ketika anak-anak diizinkan bermain, mereka membuat permainan, menegosiasikan aturan dan memastikan orang lain bermain adil. Semua itu membantunya mengajarkan bagaimana membuat keputusan, memecahkan masalah dan mengontrol diri sendiri. |
| Anak yang terlalu banyak memiliki ledakan emosional atau keras kepala memaksakan kehendak perlu mengubah perilakunya jika ingin tetap diterima dalam kelompok. "Dengan permainan bebas, mereka memperoleh kompetensi dasar yang diperlukan untuk menjadi dewasa. Tetapi sejak pertengahan 1950-an, orang-orang dewasa ikut menentukan kegiatan anak-anaknya dengan mengorbankan kesehatan mental anak-anaknya," kata Gray, penulis dua studi yang diterbitkan baru-baru ini dalam American Journal of Play. |
| Penelitian menunjukkan anak-anak saat ini lebih mungkin mengalami kecemasan, depresi, perasaan tidak berdaya, dan narsisisme. Kesemuanya bertepatan dengan menurunnya aktifitas bermain dan meningkatnya pantauan orang tua dan pengaturan kegiatan anak-anak oleh orang tuanya. |
| "Untuk anak laki-laki, permainan yang kasar dan seringkali menyebabkan jatuh membantu mengajarkan regulasi emosi," kata Peter LaFreniere, profesor psikologi perkembangan di Universitas Maine. "Anak laki-laki belajar bahwa jika mereka ingin menjaga temannya, mereka tidak boleh membiarkannya pergi terlalu jauh atau menyakiti anak-anak lainnya. Keterampilan ini akan membantu anak laki-laki tumbuh menjadi pria yang mampu mengontrol agresi dan kemarahannya," katanya. Meskipun semakin banyak ahli yang menyuarakan pentingnya bermain terhadap kesehatan mental dan fisik anak-anak, namun jumlah waktu bermain anak-anak tetap menurun secara signifikan. Gray mengutip salah satu survei dengan sampel orang tua yang mewakili nasional yang melacak kegiatan anak-anak pada tahun 1981 dan tahun 1997. Para peneliti menemukan bahwa anak-anak yang berusia 6 sampai 8 tahun pada tahun 1997 bermain 25 persen lebih sedikit dibandingkan anak-anak pada tahun 1981. |
| Penelitian lain sekitar sepuluh tahun lalu meminta 830 orang ibu AS membandingkan waktu bermain anak-anak mereka dengan waktu bermain mereka sendiri ketika masih anak-anak. Sekitar 70 persen ibu melaporkan bahwa mereka sering bermain di luar ketika masih anak-anak. Namun hanya 31 persen yang mengatakan bahwa anak-anak mereka sendiri juga melakukan hal yang sama. |
| Jadi apakah yang menyebabkan anak-anak harus tetap di dalam rumah? Menurut survei, alasan terbesarnya adalah karena takut penculikan, diikuti oleh kekhawatiran anak-anak akan tertabrak mobil dan diganggu anak-anak nakal. "Ketakutan mereka telah menciptakan orangtua yang terlalu protektif dan membesarkan anak-anak yang penakut dan tak mampu mengatasi naik turunnya kehidupan karena tidak punya pengalaman," kata Hara Estroff Marano, penulis buku 'A Nation of Wimps: The High Cost of Invasive Parenting' dari New York. Suatu survei menemukan bahwa 89 persen anak-anak lebih suka bermain di luar dengan teman-teman daripada menonton TV. "Orang tua harus ingat bahwa masa kanak-kanak hanya sekali, dan jangan biarkan anak-anak melewatkannya begitu saja. Bercampur dengan anak-anak lain dengan cara yang tak terkendali tak hanya menyenangkan tetapi juga merupakan sebagian dari rencana alam," kata LaFreniere. |
